(Hitungan detik ke Maret).
Ini pertanda usiamu yang berputar.
Aku sengaja menyaksikan berputarnya waktu, karena aku, dan banyak perempuan lainnya, sering melebih lebihkan suasana yang serupa begini. :)
Aku yang kembali mengulang tahun tahun kita, dan aku kembali harus tak percaya bahwa aku belum bisa menjadi paket kado yang nyata untukmu tahun ini.
Berapa detik lagi kekasih? Berapa?
Sebenarnya aku hanya tak sabar untuk bersama, tak sabar merawat bumi kita, menanaminya, menjaganya seperti ibu. Dan kau, berdiri kokoh sebagai wujudnya. Bapak.
Lelahlahkah kau? Terbang dengan dua sisi sayap yang masih terpisah? Masih adakah lumut yang menempelimu, menjadikanmu hidupnya? Aku tak kuasa membersihkannya.
Yang kumampu, mendekatlah. Aku menghangatkanmu.
Aku sering memandang matamu dulu, dan yang kumau aku ingin terus melihatnya sambil menunggui tua bersama. Bersama menghabiskan angka.
Biarlah jam tidurku pendek malam ini, besok paling juga kukeluhkan padamu.
Yang kutahu, cintaku masih rakus, dan meluap luap. Itu saja.
Tak banyak lagi yang ingin ku ucap.
Panjang umur kekasih.
Mari beriringan kembali.
Membangun bumi kita.
Sampai lelahpun kau harus tetap bergairah bersamaku.
Kekasihmu dari kehidupan di kehidupanmu.
04 Maret 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar