Pages

30 Juni 2011

Coret-coret

Kenapa perempuan begitu peka?
Mmm.. Kadang bolak balik nanya jawaban kebanyakan sama.
Ada beberapa orang yang sengaja ku follow karena kelihaian mereka berkata kata, dalam status pihak ketiga. :)
Bisa kebayangkan galaunya minta ampun.
Mereka menulis sedemikian, bertuhankan hati. Tanpa peduli perasaan orang lain.
Part yang demikian kadang nusuknya minta di tambah.
hahaha.
Berdasarkan pengalaman pribadi, gak sedikitlah orang yang gak bahagia jika yang di hatinya tidak memilih dia.
Bukan berarti gak ada orang yang turut berbahagia, atas bahagia pilihan orang yang disayangi tersebut.
:D
Belum ribet ribet amat kan tulisan ini.
Yang pasti intinya.

Ketidak adilan itu muncul akibat ya diri sendiri saja yang merasa tidak adil.
Tidak ada pekerjaan yang sia sia.
Semuanya akan ada resiko dan akibat dari semua yang kita alami. :)


Kepada alam semesta yang menyediakan kasih, tetaplah mengalir menyejukkan hati.
Terimakasih.

12 Juni 2011

Medan

Terbiasa diceritai.
Yang bukan dongeng.
Serupa kisah dalam putaran kaset fIksi.

Terbiasa dipergoki.
Dia, ia, mereka, yang menyediakan kisah kisah dalam belanga keseharian.
Yang mampu menggemingkan hati.

Tak perlu berteriak, karena tetap saja tak ada yang paham.
Tak perlu juga diam, karena tak akan mampu mengheningkan kekacauan.

21 mei 2011

Menunggu hujan

Aku ingin mengajari hujan menari dengan baik
Kemarin hujan tega membuatku terluka
Gerakannya terlalu berantakan
Iya, sangat berantakan
Gerakan yang sampai membuat luka

Malam ini. Aku sengaja menunggu kedatangan hujan kembali
Tapi tak kunjung datang
Hujan pulang di tempat lain yang bukan bersamaku
Aku tak akan menunjukkan bahwa aku menginginginkannya
Aku di buat gerah dengan malam yang tak mengerti arti sejuk
Baru semalam di tinggal hujan, tapi keringnya seluruh alam semestaku seolah berjuta tahun cahaya lamanya

Membuat hujan kecil dari mata sendiri
Sengaja kupinta, sengaja kuminta
Membiarkannya menari, kuajari langkah langkah kecil, hingga seirama nada
Baru lega.



18 Mei 2011

09 Juni 2011

Teman

Aku takut jadi sahabat semusimmu.
Aku ragu kau tak mengenaliku lagi.
Bukankan selama ini kita sudah saling mematerai didalam dimensi waktu, jutaan bahkan ribuan tahun yang tidak mampu kita hitung.
Aku ketakutan jika aku hanya sekelebat sejarah yang menjadi dongeng dongengmu untuk memberi pewarna samar dalam harimu.
Apa aku perlu bercerita bahwa kekasihku sering iri padamu.
pada mimpi mimpi kita.

Jangan2 dalam hal ini, kata2mu yang berlaku. "semuanya hanya sepihak".
Aku yang mengkhatamkanmu menjadi teman.

Dan lalu, akupun berlalu dari kisah kisahmu..

Dan tak ada yang kembali.
Juni 2011