Pages

25 Juni 2014

audra

hampir setahun setelah festival danau toba.
ada banyak bungkusan rindu yang makin mengembang, yang perlu disapu waktu.
dari kiri Suami, pak ucok, Audra dan saya. :)

ketika melihat poto ini, Audra adalah ingatan yang paling membuat membeku.
Dia spesial, dia istimewa.
Seperti kebanyakan orang orang menilai, hal yang sama pula penilaian yang pernah kami sematkan untuknya.
kali itu, pertama kali tiba di tempat pameran, karena Aeki kaos batak berpartisipasi di acara pameran festival Danau Toba, Pak Ucok, sahabat kamilah yang pertama menyapanya.
dan ketika itu Audra sama sekali tidak menjawab. dia diam saja sambil memain mainkan tangannya.
Masih ingat sekali Pak ucok bilang ke saya. " Orang Gila itu caa" hahaha, ya perkara gak disahutin ya begitu. Audra di sematkan menjadi orang gila seketika oleh Pak Ucok.

Kemudian berikutnya, barulah kami sadari dia Autis, dan kurang dalam komunikasi, Audra adalah Guru saya dan kami. Banyak yang kami perolah darinya, temasuk bahasa isyarat.
Dia cerdas, dia luar biasa, dan yang pasti dia sangat baik.
masih ingat pertama kali dia menyatukan tangan kelingkingknya menanyakan hubunganku dengan pacar waktu itu. dan saya jawab iya menganggukkan kepala, lalu dia mengacungkan jempolnya. :) kami tertawa bersama, dan lagi lagi pacar menggodanya waktu itu,
mencolek Audra untuk bilang bukan tautan jari kelingking menyatakan hubungan kami, tapi membentu hati dari telunjuk dan jempol ala korea. hahah
Dia sangat ramah, kadang orang takut dengannya, karena sesekali dia agresif sangkin senangnya.

oia, sekali waktu kami sarapan bersama, dia menanyakan tanggal lahirku, :) dia bisa menulis dengan rapi, aku memberi tahu, dan aku bertanya balik, dia juga cukup baik memberi tau, saya tanya tentang Ayahnya, dalam bahasa isyarat saya menunjuk kepala, untuk menanya ayah.
jawabnya membuat aku mau nangis, ayahnya sudah pergi ketiaka dia masih dalam kandungan, dengan menutup mata dan melipat tangan diperut, dan nenunjuk kelangit.
how many times i cried..
tak terhitunglah jumlahnya. Ibunya adalah ibu yang hebat mengajarkan Audra untuk mandiri, sekalipun dia tidak pernah meminta2 selama disana, sangat murah hati gampang membantu, menarik turis agar mampir kelapak kami, maniskan.
waktu saya kasih pin gratis buat dia pake dibajunya, dia minta duit ke ibunya. saya bilang gak usah, tapi dia gak mau. :)
Ibunya waktu itu ikut jualan juga :) jualan makanan. :)
pernah sekali dia ketangkap basah pipis sembarangan, waaah. aku merengut waktu itu, dekat stan pula, kebayang kan pesing baunya gimana.
nah, audra gak ada habis habisnya minta maaf, dia pegang pipiku, di bujuk, di pegang kepala, betapa bersalahnya dia, ya Tuhan....
aku harus gimana... :)
Dan masih banyak lagi 1 minggu yang tidak terceritakan bersama Audra.
yang terakhir, belum lagi kami memberi tahu kalau kami akan pulang ke medan, dia sudah merasa. Dia sedih, dia ngasih apapaun buat jadi kenang2an, sama pak Ucok lagi, dia kasih bir dipegang kepalanya sedih waktu itu.
dia minta no telpku, ya Tuhan.....
rindunya......

Betapa banyak hari hari yang sudah menjadi sia sia sebelum berjumpa dengannya.
betapa kesederhaan dan keluguan berari banyak buat kami.
harusnya Tahun ini, jika Dia berkehendak, Aeki ingin sekali mengikuti fesival danau Toba kembali.
:D
Dan berjumpa Audra, dan tentu sahabat2 yang lainnya juga.