Pages

15 Mei 2012

Mengenang kenangan bersama mereka. :)

Selamat malam semesta ;)
Aku, selalu jatuh cinta dengan setiap caramu bertutur padaku. Kali ini. Dengan segala kerendahan hati, terimakasih tak akan berhenti untuk panjangnya jalan di bumi ini.
Ketika aku menceritakan mereka, para sahabat yang bukan dengan kebetulan bertemu, aku cukup berbahagia.
Dimana sudah hampir setahun semuanya berawal. satu per satu, menyatu jadi satu keluarga. :)
Rumah kami bernama Nulis Buku Medan  dan setelah hampir menahun ini lah, karya itu lahir sederhana. :) Aku yakin semua tidak muluk muluk. Semua sesuai waktunya dan caranya.

Sesudahnya, kami yakin akan bertahan lama dan akan bertumbuh lama. :)

ada aku, Nadya, Irda, bang Tomy dan Gentong Biru :)
Aku Chici dan nadya
yang ini... :)
 
Poto From Irda 

 Potonya juga di comot dari Chici :)


ini poto waktu di penang corner bareng mbak Ita Sembiring Potonya diambil dari twitter nbc  sendiri :)


Pokoknya poto yang ada aku nya di masukin. :)) hehe,. :)

Baiklah... Setidaknya aku sedang mencoba mengenang di sini. :)
Terimakasih kalian.. Peluk.. :)

14 Mei 2012

Hujan (1)

Awan sedang berada sejengal di atas kepala ku. Kelabu warnanya. Awan tersebut seperti berteman dengan angin. Menguasai semesta ribuan hasta di atas kepala. Menambah suasananya jadi shadu.
Awan sepertinya tidak berarak di atas kepala ku yang serasa berjarak sejengkal  itu. Berputar putar ia, gelisah seolah ingin memberi tanda. Aku mendadak sedih. Aku tahu ini isyarat.
Sekali lagi aku berusaha menerima apapun itu. Seandainya aku tahu apa itu, bukanlah firasat namanya.
Lagi awan memberi tanda. Lagi aku diberi hadiah, yang pelahan menjatuhiku serupa air mata.
Lagi, aku menangis. Bersama jatuhnya hujan dari langit.
Terimakasih hujan karena sudah mengawali sedih ini.

11 Mei 2012

Harapan Besar.

Ada banyak harapan besar bertaburan di atas langit.
Kelabakan diri menampung dengan jari tangan, membuatnya terlewat dari celah jari jari tidak terperangkap.
lalu.... harapan sinis, amat sinis.
Harapan besar berbunyi " gong..." tepat di telinga, hati remuk, seperti dibentak harapan.
Dari kemarin, seperti mencari remah remah roti yang terjatuh di bawah meja makan saat sarapan pagi tadi. Walau remah namanya masih saja roti.
harapan adalah titik titik semu serupa nyata peluang yang akan menghantarkannya jika berutung, lalu berutang pada kuasa yang tak tertuliskan rumus rumusnya.
harapan banyak sedang bertaburan di langit. Kali ini badanlah yang menengadah, semoga harapan menembus tembus agak tak terlewat seperti yang terjadi pada celah jari jari.
Sempga beruntung, semoga peluang. :)

08 Mei 2012

Om... :)


Gambar di pinjam dari  sini :)

Suatu masa ketika saya masih tergila gila dengan Avatar air banding, dalam satu episode, dimana Aang sedang di uji kesabarannya oleh perempuan yang bernama Katara, yang memaksanya agar segera berlatih banding, yang menurut katara Aang tak punya banyak waktu lagi bermain main dengan bison terbangnya, karena dalam waktu yang sebentar lagi Aang harus segera mengalahkan Raja api. tahulah kan ya, itu ketika yang mana. :)
Aang hanya duduk bersila dan Mengucap mantra "oooom.." Saat seperti itu Aang mampu mengendalikan emosinya. :)

Atau ketika Novel karya Mbak Dee, di Supernova 2 yang membuat decak kagum atas keberaniannya, yang bilang kalau lambang itu menurutnya bukan hanya milik satu lembaga tertentu, tapi dengan humble nya dia akhirnya mengganti cover buku tersebut. :)

Kembali ke saya sebagai pengagum filsuf, yang kadang dengan sengaja atau pun tidak akan bisa jatuh cinta pada satu tanda yang bumi sediakan. Lalu yang kadang dengan sengaja atau tidak saya akan bercerita dengan siapapun yang semesta inginkan cerita itu untuk dibagi, lalu pemaknaan itu akan bertambah lagi, bukan lagi hanya sekedar kagum.

pernah saya baca entah di mana saya lupa, "om" itu adalah fenomena universal, yang bukan dimiliki agama apapun, yang berfungsi sebagai penghubung antara kita dengan Tuhan, karena resonansinya berkaitan erat dengan kelenjar otak. Jadi tentu sangat butuh praktek untuk membuktikannya. :)

lalu selebihnya menurut wikipedia lihat di sini :)

Saya sengaja sedang membahas ini, karena lelaki memutuskan untuk menyatu dengan "om" dengan simbolik, yang berharap banyak untuk sebuah harmoni keselaran dan hidup, yang siapapun mengingininya.
Sepanjang hari dalam cerita kami yang tidak habis habis, dalam mimpi mimpi kami yang sedang menuju nyata, harusnya Tuhan menunjukkan wujudnya, tapi sungguh kami tidak akan memaksa.
Lalu, "om" kembali menyaji doa yang tak lagi mantra. Hidup memang begitu adanya.

Dalam kejutan yang lelaki tawarkan padaku, 5 hari yang lalu saya percaya yang terjadi dalam sinyal yang kadang tak mampu dimengerti,dia membisikannya tepat di hati, dan ini akan menambah daftar kisah dalam surat surat warisan kami untuk generasi. :)

Semoga ... :)


PS : akhirnya saya tidak bisa buka rahasia di sini kekasih. :)  :*