Pages

28 Oktober 2011

Buat Mamak. :)

Ini bukan saja tentang pengulangan waktu.
Atau tentang keharusan yang setidaknya mesti ingat tiap tahun.
Seutuhnya diri ini tebentuk dari kasihmu yang seijin Tuhan.
Dan itu pertanda, aku tidak akan pernah luput dari apapun tentangmu.
Mengagumimu dari nadiku, aliran darahku, sampai semua sendi sendiku.
Sungguh tak ada alasan untuk menghindar dari segala kenyataan pahit yang kadang silih silih menghampiri.
Dia lah yang juara yang selalu tahu diri ini bagaimana.
Sungguh tak ada alasan untuk mempertahankan marah. Karena benar penawarnya hanya darinya.
Tuhanku yang terlihat.

Lihatlah sekarang aku bagaimana?
Seperti katamu. Pengalaman itu yang paling mahal.
Seperti katamu. Bersyukurlah senantiasa.
Seperti katamu. Bersabarlah dalam pengharapan.

Mak.. :)
Kali ini, tahun ini, aku bisa beli pot bunga. Satu, jagokan.
Selalu sayang dan tak akan berkesudahan.
Panjang sabar selalu, dan kebahagiaan selalu memelukmu mak.
:)

16 Oktober 2011

Cerita Rindu ( 2)

Seperti setiap musim yang akan bertukar dengan yang lain.
Tidak menutup kemungkinan mengulang musim dalam waktu yang berbeda.
Melepaskan rindu agar terbebas tanpa terkekang, saya siap memberi sayap dan berpisah.
Karena rindu akan muncul lagi seketika.
Tapi tidak sekarang.
Tidak sekarang.

Dan ketika besok menjadi sekarang mungkin saya akan menghadiahinya dan mungkin tidak.
Begitulah kesiapan bagiku.

Ternyata rindu tidak bermusim.

15 Oktober 2011

Cerita rindu (1)

Setibanya pagi ini.
Saya tidak banyak berfikir lagi.
Sekiranya semesta menyediakan semacam bubuk sihir.
Yang sanggup mengantarkan saya pada pelukannya.

Sebaiknya kamu paham tentang rindu, bukan sekedar tahu.

Segila gilanya saya sedang rindu semati matinya.


04 Oktober 2011

Cerita Pagi ( 4 )

Baru berbincang panjang lebar dengan Tuhan.
Kenapa ada Gravitasi pertanyaan penutup untukNya.
Saya tidak percaya Newton dengan Teori Gravitasinya, juga Teori Lelativitas-nya Enstein.
Bulan seharusnya jatuh pada pelukan, bukankah gravitasi berkata setiap benda yang di atas akan menuju pusat bumi.
Mereka bilang, bulan juga sama, memiliki gaya yang sama. Hingga tidak akan pernah jatuh.
Kata mereka lagi semakin besar jarak, semakin lemah pula kekuatan gravitasinya.
Itu terbalik. Senyatanya, semakin berjarak semakin kuat gravitasi yang menariknya.
Itu rindu, yang tertari kuat menuju dia, yang tiada matinya. Dia poros yang paling kuat.
Pagi, siang, apapun itu.
Beginilah salah satu cara mengungkap rindu yang selalu berlebih agar hati puas.
Rindu yang tertarik kuat menuju-nya.

02 Oktober 2011

Cerita Pagi (3)

Selamat pagi hari ke 7 :)
Lalu pagi ini aku mencari sarang kunang kunang. Menjadikannya lentera dalam perjalan gelap kita.
Tapi inginmu kupu kupu bahkan serangga yang lain karena kau hanya butuh sayap.
Mengetuk ngetuklah kata itu dalam hatiku.

Serangga sama saja, kupu kupu juga sama. Mereka belum reinkarnasi, mereka masih ulat. Menjijikkan.
Aku hanya ingin sarang kunang kunang, menggengamnya lalu memberikannya padamu. Cahaya hidup.

01 Oktober 2011

Cerita Pagi (1)

Kamu ya kamu, yang bersarang di hatiku, yang berakar di darahku. Kapan berhenti menari nari seperti itu.
Aku berhenti menguliti otakku, alih alih aku mampu menghentikan tarianmu.
Kamu yang paling pasti diketidakpastian yang aku tahu. Ujilah aku, dan berhentilah peduli.
Karena semua akan tahu, tak ada nada nada yang palsu yang terdengar, tak ada luka yang terbawa.
Aku hanya kau behenti menari sejenak, agar aku tahu, aku pernah menjadi utuh untuk sendiri.

Cerita Pagi (2)

Selamat pagi dunia warna warni.
Semalaman ke angkasa raya denganNya.
Mengutip bintang bintang agar kuletakkan di sebelah ibuku.
Lalu tak lupa kuminta cincin yang melingkar di salah satu planet itu. Buah tangan kataku.
Untuk kekasih yang menanti, kekasih yang kucandui.
Yang akan selalu menyelingi pagiku dengan nafas. Mengaliri tubuhku karena sunggu dia telah bersenyawa dengan darahku.
Lalu Ibuku menepuk nepuk punggungku. Berkata. Berdoalah senantiasa.
Itulah nyanyian paling damai.