Pages

05 April 2011

Hukum Kirchoff

Sayang.. Apa kabar malam malam kita.
Jangan bilang sepi.
Sepertinya malam ini aku ingin bercerita.
Bagaimana jika ceritanya tentang Hukum Kirchoff 1.
Kata itu ku bold :)
Iya, itu tentang hukum di Fisika waktu kita SMA.
Aku yang tidak pernah lupa bunyinya, serupa dengan Hukum Newton. :)
Tapi Newton terlalu biasa, semua terlalu mengerti.
Jadi, malam ini kita bercerita tentang Kirchoff saja. 
Bunyinya sederhana saja. "Arus yang masuk sama dengan arus yang keluar".
Dan bunyi Hukumnya yang II adalah "Jumlah tegangan di dalam rangkaian tertutup sama dengan nol".
Sayang, tahu kah kenapa aku tak lupa dengan kalimat kalimat itu?
Hanya waktu dikatakan arus, aku selalu mengingat dirimu.
Sudah mengalir dengan jumlah yang sama besar sampai nanti tak ada ubahnya.
Iya, percayalah..
Hanya dikatakan listrik, darahku selalu memberi tanda tanda tentangmu yang ada disana.
Hanya karena arus, aku mengerti tubuhku juga penuh tegangan yang tak bisa kukuasai tanpamu.
Jika kamu butuh bukti, aku masih menyimpannya di Buku Fisikaku dulu yang telah kuwarisi kepada adik.
Kamu, merangkai semua yang ada dalam tubuhku hingga saat kamu benar benar memelukku aku hanya merasakan kita tidak lagi aku dan kamu. Kosong.

Ah, kamu selalu membuatku rindu entah mengapa.
Kamu tahu sayang, ada istilah Loop dalam menyelesaikan penghitungan arus arusnya itu, Loop itu akan disederhanakan, agar mendapat hasil yang sama.
Jadi, masih sederhanakah aku dalam jalan jalan kita, yang menurutku rumit untuk kujadikan sederhana.
Entah sayang, aku hanya ingin kamu.
Itu saja.

Lima (2)

Sampai lagi kita mengulang ulang sejarah.
Menempatkan angka kembali untuk sebuat perayaan lagi.
Buku harian kita telah banyak mencatat langkah langkah kita.
Penting kita sadar, bahwa, kita bukanlah mahluk yang suka mengurutkan segala sesuatu untuk dijalankan, kita lebih memuja kejutan, tiba tiba, dan putusan yang sesaat harus di jalankan.
Kita suka membuat daftar yang mungkin nanti hanyalah mimpi.
Sampai kita harus berhenti mengagumi ketidakberdayaan karena selalu di belakang punggung.
Kita memilih menjadi koki sendiri di satu meja makan terkhusus di dapur.
Menjahit, menyulam, merajut hati tanpa berdarah terkena luka jarum.
Kita tak perlu merajang rajang ketidakpuasan kita karena kadang adil hanyalah pilihan untuk di ucapkan.
Kita sudah belajar bersama, sebelum kehidupan saat ini tentunya.
Kelak saat saya harus beriring  bersama dia yang menjadi hatiku, aku tahu kamu yang akan menyegarkan jalan jalan itu, mungkin, bunga Lili yang bertaburan di jalan jalan kami.
Memberi dongeng dongeng Majapahit mungkin.
Untuk kita harus mengingat di bumi manapun kita berpijak.
Di Tuhan manapun yang kita Sembah.
Doa yang slalu bernada syukur atas adanya dirimu yang pernah paham artinya "sahabat".

Selamat bertambahnya usiamu.
Selamat mejadi pohon yang mejadi kotak pos.
Saya ini sekepak sayap.

02 April 2011

Syukur.

Iya Tuhan, bagaimana mungkin aku tidak bersyukur, untuk setiap suaranya yang setiap hari kudengar.
Iya Tuhan, aku juga nggak lupa beryukur buat sentuhannya, yang memerah jambukan pipi ini, yang memuntahkan berwarna warni kupu kupu dari perut ini.
Iya Tuhan, aku tahu, aku tak lupa beryukur, buat saat ini. Buat hati ini. Yang masih saling ada. Memberi, menerima, tanpa menolak.
Iya Tuhan. Mungkin kami belum banyak paham. Tapi, jalan setapak kami akan selalu dituntun oleh kemurahanMu.
Ya ampun Tuhan, iya, aku nggak lupa bersyukur, dari berlalunya waktu dan jalan jalan nafas ini. Engkau dengan caraMu masih menghangatkan Jiwa ini untuknya. 
Untuk selalu bergairah, terpacu, menjiwai setiap detik, menit, jam, yang selalu masih bisa kami lewati bersama. 
Syukurlah namanya. Yang kami bisa, yang aku mampu beri untukMU.