Sampai lagi kita mengulang ulang sejarah.
Menempatkan angka kembali untuk sebuat perayaan lagi.
Buku harian kita telah banyak mencatat langkah langkah kita.
Penting kita sadar, bahwa, kita bukanlah mahluk yang suka mengurutkan segala sesuatu untuk dijalankan, kita lebih memuja kejutan, tiba tiba, dan putusan yang sesaat harus di jalankan.
Kita suka membuat daftar yang mungkin nanti hanyalah mimpi.
Sampai kita harus berhenti mengagumi ketidakberdayaan karena selalu di belakang punggung.
Kita memilih menjadi koki sendiri di satu meja makan terkhusus di dapur.
Menjahit, menyulam, merajut hati tanpa berdarah terkena luka jarum.
Kita tak perlu merajang rajang ketidakpuasan kita karena kadang adil hanyalah pilihan untuk di ucapkan.
Kita sudah belajar bersama, sebelum kehidupan saat ini tentunya.
Kelak saat saya harus beriring bersama dia yang menjadi hatiku, aku tahu kamu yang akan menyegarkan jalan jalan itu, mungkin, bunga Lili yang bertaburan di jalan jalan kami.
Memberi dongeng dongeng Majapahit mungkin.
Untuk kita harus mengingat di bumi manapun kita berpijak.
Di Tuhan manapun yang kita Sembah.
Doa yang slalu bernada syukur atas adanya dirimu yang pernah paham artinya "sahabat".
Selamat bertambahnya usiamu.
Selamat mejadi pohon yang mejadi kotak pos.
Saya ini sekepak sayap.
05 April 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar