Selagi dindingmu sepi, haruskan aku berada di sana, membaca sajak sajakmu yang belum tertulis.
Malampun seperti buru buru, menutup matahari lalu melahirkan matahari kembali. Kenapa tidak bosan?
Kecilku mengenalkan siang sebagai matahari, jangan tanya kenapa tidak pagi. Hanya embunlah juru kuncinya, tanya saja.
.Pagi pagi, embun hanya akan memberi isyarat. Berbagi air dengan cara paling pelit, yang akan diam diam menempel di rambut.
Malam saat matahari telah tertelan, bintang yang bunting akan selalu ada sebagai penjaga. Kadang sebagai dewa.
13 Agustus 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar