Cepat cepat kutulisi kau surat. Sebelum selasa berakhir.
Aku tak bisa kembali ke belakang, menarik semua emosi emosi yang membakar surat surat selasaku untukmu. Maaf...
Tapi tenang saja, aku belum sejahat itu membakarnya hanya sebagian, karena memang saat itu aku selalu bisa menyisakan hati untukmu.
Ini bukan lagi cerita luka lelakiku, hanya aku menyesali kenapa aku tak mampu menggenggam kenangan itu. Aku selalu menyanyangimu bahkan dalam lalu, bagaimanapun itu. :(
Menulisimu itu, seperti mencceritakanmu dongeng dongeng lama tentang hidup, dongeng yang bersambung sampai kita punya peran di dalamnya.
Aku juga ingin bercerita tentang sayang yang kupunya selalu bertambah setiap waktu.
Trimakasih tidak membiarkanku mengadu pada hujan lagi,
Trimakasih buat tawa yang kau berikan tanpa mengizinkan air mata ini mengalir lagi.
Trimakasih membuatku mampu berjalan bersama tanpa janji.
25 Januari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar